Strategi BRI untuk Menghadapi Kenormalan Baru: Transformasi

2 minute read

Pemberi pinjaman milik negara Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menyiapkan strategi untuk menghadapi The New Normal. Transformasi adalah rencana Bank BRI untuk bertahan dan tumbuh di masa depan.

Direktur Utama Bank BRI, Sunarso mengatakan, Bank BRI, pada kenyataannya, telah mengalami transformasi sejak 2016. "Transformasi telah dilakukan di dua bidang, yaitu digital dan budaya, dan pandemi telah mempercepat transformasi," kata Surnaro selama bi halal virtual halal ( pasca-Idul Fitri) dengan pemimpin redaksi media nasional di Jakarta pada 5 Juni.

Halal daring halal dengan pemimpin redaksi adalah yang pertama dari kegiatan yang akan diadakan oleh Bank BRI sejak COVID-19 menyebar ke Indonesia. Lebih dari 50 pemimpin redaksi dari berbagai media cetak, televisi dan online menghadiri acara tersebut, yang diharapkan dapat memperkuat silaturahhmi (persahabatan) antara Bank BRI dan media.

Sunarso selanjutnya mengatakan bahwa strategi BRI dalam menghadapi New Normal berfokus pada tiga bidang utama, yaitu karyawan dan jaringan, teknologi informasi (TI) dan proses digital dan bisnis. Pertama, untuk karyawan dan jaringan, BRI telah mengadopsi sistem kerja yang fleksibel, perubahan fungsi dan peran jaringan kantor BRI, ruang kerja bersama, dan adopsi protokol kesehatan di semua kantor BRI.

Kedua, terkait IT dan digital, perusahaan telah menyiapkan sistem dan jaringan yang sangat baik, serta keamanan untuk memungkinkan orang melakukan transaksi dengan cara yang mudah dan aman. “Akhirnya, BRI telah mengubah produk, proses bisnis, dan operasi dengan menyesuaikan dengan perilaku konsumen, seperti dengan menyediakan pinjaman digital dan tabungan digital, dengan pertumbuhan yang sehat dipertahankan melalui pertumbuhan selektif,” tambahnya.

Komitmen BRI untuk menjaga kualitas bisnis melalui pertumbuhan selektif di tengah pandemi ini diwujudkan dalam kinerjanya pada akhir kuartal I, 2020. Pinjaman yang disalurkan BRI tercatat sebesar Rp930,7 triliun, atau pertumbuhan 10,1 persen tahun-ke-tahun, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan bank nasional yang tercatat.

Sementara upaya terus menyalurkan pinjaman, BRI juga melanjutkan programnya untuk merestrukturisasi pinjaman untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terkena dampak wabah COVID-19. Pada akhir Mei 2020, Bank BRI telah merestrukturisasi pinjaman yang diberikan kepada 2,3 juta pemilik UMKM, dengan total pinjaman Rp 140,24 triliun.

“Dengan strategi yang dipersiapkan dan manajemen risiko yang memadai, Bank BRI optimis bahwa bank dapat melewati pandemi dengan kualitas bisnis yang dipertahankan dan akan mewujudkan visinya menjadi‘ Bank Paling Berharga dan Rumah bagi Talenta Terbaik ’,” pungkasnya.